Sabtu, 22 Maret 2014

SAMI'NA WA ATHO'NA

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.(Qs. An-Nisaa : 59).

Sabda Rasulullah, “Tinggalkanlah apa yang aku biarkan untuk kalian. Sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian disebabkan pertanyaan dan penentangan mereka terhadap para nabi mereka. Karenanya apabila aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah ia dan jika aku memerintahkan kepada kalian dengan suatu perintah, maka lakukanlah ia menurut kemampuan kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sami'na wa Atho'na “kami dengar dan kami taati”. Mendengar dan mentaati setiap apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta'ala, tanpa adanya pertanyaan-pertanyaan “untuk apa?, kenapa?, dan apa akibatnya?”  merupakan suatu cerminan bagi hamba-hambaNya yang beriman. Maka ketika turun ayat perintah sholat jum'at sampai diharamkannya khamar, mereka mendengar dan taat.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu sekalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Qs.Al-Jumu’ah : 9). Setelah mendengar ayat ini, merekapun tahu dan mengakui bahwa sholat jum’at itu merupakan perintah Allah dan hukumnya adalah wajib, maka mereka segera melaksanakan apa yang perintahkan oleh Allah di dalam ayat itu.

Begitupun ketika turun ayat larangan minum khamar. “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung”.(Qs.Al-Maidah : 90)

Ayat larangan minum khamr, diturunkan secara bertahap, itu dikarenakan minum khamar  bagi orang Arab sudah menjadi adat kebiasaan yang mendarah daging semenjak zaman jahiliyah. Dan mereka pasti sulit apabila harus menjauhkan diri dari tidak meminum-minuman khamar.  Namun ketika turun ayat yang menegaskan bahwa khamar itu adalah haram, mereka langsung meninggalkan meminum-minuan khamar dan membuangnya padahal  masih mempunyai sedikit dari padanya, maka tidak boleh meminumnya, dan jangan menjualnya. (Abu Sa'id) berkata, "Lalu orang-orang sama menuju ke jalan-jalan di Madinah sambil membawa sisa khamr yang ada padanya, lalu mereka menuangkannya". (HR. Muslim juz 3, hal. 1205)

Sami’na wa atho’na. Kami dengar dan kami taati. Pada masa awal dakwah Rasulullah, setiap perintah dan larangan yang datang selalu direspon umat dengan menggunakan instrumen keimanan. Tidak peduli apakah ia, menguntungkan atau merugikan, mudah ataupun sulit. Semangat keimanan  mereka melahirkan ruh-ruh ketaatan. Buah keimanan akan memunculkan husnudzon mereka kepada Allah. Yakin bahwa di dalam larangan itu pasti ada kebaikan.

Isra Mi'raj juga merupakan salah satu pelajaran penting bagi orang-orang beriman tentang kaidah Sami'na wa atho'na. Kami dengar dan kami taat. Ketika Rasulullah mengabarkan tentang  perjalanan beliau isra dan mi'raj, orang-orang kafir mendustakan, menertawakan dan menganggap beliau gila. Kecuali orang-orang beriman, mereka mempercayainya. Bahkan Abu Bakr as Shiddiq berkata, "Meskipun Muhammad mengatakan lebih dari itu, akupun percaya."

Begitulah seyogyanya keimanan itu tidak lagi menimbang-nimbang, tidak lagi kita ikuti dengan prasangka-prasangka. Saya dengar dan saya ta’at dan bukan kemudian menantikan penjelasan atau memikirkan dampaknya, baik mudharat (dampak negatif) maupun maslahatnya (dampak positif). Yang jelas Allah mengganjar syurga bagi hamba-hambanya yang mena’atinya. Ini dicantumkan Allah dalam firmannya, Q.S. An-Nisa’: 13 “Itulah batas-batas (Hukum) Allah, Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.”

Malaikat saat diperintahkan untuk bersujud pada nabi Adam, tanpa banyak pertanyan dan pemikiran segera bersujud. Malaikat mendengarkan dan mereka taati. Namun iblis laknatullah, pemimpinnya para pembangkang, membantah perintah itu. Dan iblis malah memberikan argumen-argumen, seakan-akan ia lebih tahu dibandingkan Allah, menganggap perintah Allah itu perlu untuk dikaji ulang dan kemudian bisa direvisi. Menganggap Allah bisa saja salah bertindak ataupun memerintahkan. Ia merasa materi pembentuk fisiknya lebih mulia. Karena ketidak taatannya itu akhirnya iblispun  terusir. Bukan saja dari syurga, tapi terusir dari sisi Allah dengan akhir pedih, penuh penderitaan.

Sekarang bagaimanakah sikap kita terhadap ayat-ayat Qur'an, dan hadits-hadits Rasul? Mengimaninya seperti para sahabat dan Malaikat atau justru mencari-cari alasan untuk menolaknya seperti iblis?


Wallahu'alam

POLIGAMI


Teringat akan perkataan seorang perempuan untuk temannnya yang laki-laki, “cinta itu tidak bisa dibagi karena kamu tak akan bisa adil memberi,  dan ketika cinta dibagi, pasti akan ada yang tersakiti”. Rasa khawatir yang menyelimuti hati perempuan tentang poligami ini, membuat banyak perempuan tidak mau bila suami mereka poligami, mereka tidak ingin cinta suaminya terbagi. Seorang perempuan sangat sukarela ketika harus berbagi cerita, berbagi makanan, berbagi pakaian atau berbagi uang, tapi mereka akan sangat tidak rela kalau harus berbagi laki-laki yang dicintainya dengan perempuan lain.

Dalam Islam  mengenal adanya perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan lebih dari satu atau yang sering dikenal dengan poligami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Poligami memiliki arti: “Sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan.“ Kata “bersamaan” didalam penjelasannya bukan menunjukan pada proses upacara pernikahannya, tetapi menunjuk kepada kehidupan pernikahan dimana bersamaan dalam arti bukan terjadi pada selang beda waktu, misalkan setelah ditinggal pasangan lawan jenis meninggal atau cerai kemudian menikah lagi, sedangkan Poligami menurut J.N.D Anderson, 1994:49 adalah “perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita”.

Jadi berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa poligami adalah “Memiliki atau mengawini 2, 3, atau 4 lawan jenis ( perempuan ) dalam waktu yang bersamaan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat An-Nisa : ayat 3, “Maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau empat”.....

Berdasarkan hukumnya, ada yang berpendapat bahwa poligami itu mubah (tidak dianjurkan juga tidak dilarang) jika khawatir tidak dapat berlaku adil,  ini berdasarkan Q.S. An-Nisa : 3 “kemudian jika kamu bimbang tidak dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja”. Ayat tersebut dengan tegas menuntut seorang suami yang ingin poligami agar berlaku adil, jika khawatir tidak dapat berlaku adil bila sampai empat orang isteri, cukuplah tiga orang saja, kalau itupun masih takut tidak bisa adil maka cukup dua orang saja, dan kalau dua orang isteri masih kuatir tidak dapat adil, maka hendaklah menikah dengan seorang isteri. Perlakuan adil di sini dalam memenuhi kebutuhan nafkah, pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriah.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa poligami ini hukumnya sunah. Poligami ini disunnahkan bila seorang laki-laki dapat berbuat adil di antara istri-istrinya berdasarkan firman Allah Ta’ala: “Namun bila kalian khawatir tidak dapat berbuat adil maka nikahilah satu wanita saja” (Q.S. An-Nisa  :3). Dan juga bila ia merasa dirinya aman dari fitnah dengan mereka dan aman dari menyia-nyiakan hak Allah dengan sebab mereka, aman pula dari terlalaikan melakukan ibadah kepada Allah karena mereka. Allah Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya istri-istri dan anak-anak kalian adalah musuh bagi kalian maka berhati-hatilah dari mereka“. (QS. At Taghabun: 14)

Masalah poligami ini memang menjadi pembahasan yang panjang, ada yang setuju, banyak juga yang tidak setuju, padahal ini bukanlah hal yang harus disetujui atau tidak disetujui oleh manusia, karena poligami ini hal yang sudah ada ketetapannya dari Allah, tinggal bagaimana manusia bisa atau belum bisa melakukannya. Poligami bukan hal yang bisa dilaksanakan karena keinginan semata, dan bukan hal yang bisa dengan tergesa-gesa melakukannya, ada kebaikan dan keburukan yang mesti kita cermati.

Kebaikan-kebaikan atau hikmah yang bisa di dapat dari poligami, antara lain :
  1. Jumlah lelaki yang lebih sedikit dibanding wanita dan lelaki lebih banyak menghadapi sebab kematian dalam hidupnya.       Jika tidak ada syariat poligami sehingga seorang lelaki hanya diizinkan menikahi seorang wanita maka akan banyak wanita yang tidak mendapatkan suami sehingga dikhawatirkan terjerumus dalam perbuatan kotor dan berpaling dari petunjuk Al Quran dan Sunnah. (Syaikh Muhammad Asy Syanqithi dalam Adhwaul Bayaan 3/377 dinukil dari Jami’ Ahkamin Nisaa 3/443-3445).
  2.  Syariat poligami dapat mengangkat derajat seorang wanita yang ditinggal atau dicerai oleh suaminya dan ia tidak memiliki seorang pun keluarga yang dapat menanggungnya sehingga dengan poligami, ada yang bertanggung jawab atas kebutuhannya. Kami tambahkan, betapa banyak manfaat ini telah dirasakan bagi pasangan yang berpoligami.
  3. Memperbanyak jumlah kaum muslimin sehingga memiliki sumbar daya manusia yang cukup untuk menghadapi musuh-musuhnya dengan berjihad. Kami tambahkan, kaum muslimin dicekoki oleh program Keluarga Berencana atau yang semisalnya agar jumlah mereka semakin sedikit, sementara jika kita melihat banyak orang-orang kafir yang justru memperbanyak jumlah keturunan mereka.  
  4.  Termasuk hikmah agung poligami, seorang istri memiliki kesempatan lebih besar untuk menuntut ilmu, membaca al-Qur’an dan mengurus rumahnya dengan baik, ketika suaminya sedang di rumah istrinya yang lain. Kesempatan seperti ini umumnya tidak didapatkan oleh istri yang suaminya tidak berpoligami.

Selain hikmah ada keburukan yang bisa terjadi bila poligami ini dilakukan karena mengikuti hawa nafsu belaka atau karena tergesa-gesa dan bersegera melakukan poligami tanpa pertimbangan dan pemikiran, sehingga ia menghancurkan kebahagiaan keluarganya dan memutus ikatan tali (pernikahannya) dan menjadi seperti orang yang dikatakan oleh seorang A’rabi (dalam bait syairnya):

Aku menikahi dua wanita karena kebodohanku yang sangat
Dengan apa yang justru mendatangkan sengsara
Tadinya aku berkata, ku kan menjadi seekor domba jantan di antara keduanya
Merasakan kenikmatan di antara dua biri-biri betina pilihan
Namun kenyataannya, aku laksana seekor biri-biri betina yang berputar di pagi dan sore hari diantara dua serigala
Membuat ridla istri yang satu ternyata mengobarkan amarah istri yang lain
Hingga aku tak pernah selamat dari satu diantara dua kemurkaan
Aku terperosok ke dalam kehidupan nan penuh kemudlaratan
Demikianlah mudlarat yang ditimbulkan di antara dua madu
Malam ini untuk istri yang satu, malam berikutnya untuk istri yang lain, selalu sarat dengan cercaan dalam dua malam
Maka bila engkau suka untuk tetap mulia dari kebaikan
yang memenuhi kedua tanganmu hiduplah membujang
namun bila kau tak mampu, cukup satu wanita, hingga mencukupimu dari beroleh kejelekan dua madu.


Bait syairnya yang dikatakan A’rabi ini tidak benar secara mutlak, tetapi barangsiapa yang memberat-beratkan dirinya melakukan poligami tanpa disertai kemampuan memberikan nafkah, pendidikan dan penjagaan yang baik serta memperhatikan adab-adab dalam berpoligami, maka dimungkinkan akan menimpanya apa yang dikisahkan oleh A’rabi itu yaitu berupa kesulitan dan kepayahan
Adapun adab dalam berpoligami bagi orang yang melakukannya adalah sebagai berikut :
  1.  Tidak bersikap berat sebelah terhadap salah satu dari istri-istrimu1. Tidak bersikap berat sebelah terhadap salah satu dari istri-istrimu.
  2. Janganlah kamu memuji salah seorang dari mereka, baik dalam hal kecantikan, kepandaian memasak, atau akhlak, di hadapan istri yang lain. Karena ini semua akan merusak suasana dan menambah permusuhan serta kebencian di antara mereka, kecuali jika ada pertimbangan maslahat/kebaikan yang diharapkan.
  3. Tidak mendengarkan ucapan salah seorang dari mereka tentang istri yang lain, dan tegurlah/laranglah perbuatan tersebut, supaya mereka tidak terbiasa saling menejelek-jelekkan satu sama yang lain. 

Demikianlah keterangan tentang poligami yang menunjukkan sempurnanya keadilan dan hikmah dari hukum-hukum Allah Ta’ala. Semoga ini semua menjadikan kita semakin yakin akan keindahan dan kebaikan agama Islam, karena ditetapkan oleh Allah Ta’ala yang Maha Sempurna semua sifat-sifatnya.

 
Wallahualam.


TERUNGKAP KATA MELALUI MATA


Mata adalah salah satu panca indera manusia yang sangat penting dan tidak akan ada yang mau menukarnya dengan apapun, karena mata adalah jendela untuk melihat dunia dengan berbagai macam keindahannya. Dengan mata, manusia juga dapat melihat kebesaran Allah yang tersebar di alam semesta. Dengan mata, manusia dapat melihat bumi yang penuh dengan warna, sarat dengan pemandangan indah menawan hati, dapat pula melihat wajah orang-orang yang tersayang..

Allah memberi mata sebagai anggota utama wajah agar lebih sedap dipandang, Allah menganugerahi mata agar manusia dapat melihat, belajar dan senantiasa bersyukur, sehingga bisa memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas di sisi Allah. Allah juga menciptakan mata dengan bentuk yang berbeda-beda namun Subhanallah, mata-mata itu di tempatkan pada posisi dan orang yang tepat sehingga sangat serasi dengan wajah.

Mata adalah salah satu biasan cahaya hati, karena lewat mata bisa merasakan suasana hati si empunya mata. Dari mata turun ke hati sehingga timbul cinta, dan dari mata akan muncul hasrat jiwa. Melalui mata banyak kata yang terungkap dan akan ada banyak kata yang tidak terucap. Matapun untuk melihat kebenaran yang diperlihatkan oleh Allah, tersurat dalam firman Allah dalam Qs. Al-An'am : 104 “Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang, maka barang siapa melihat (kebenaran itu) maka manfaatnya bagi dirinya sendiri, dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu) maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) bukanlah pemeliharamu”.

Mata yang dikaruniai rahmat oleh Allah adalah mata yang menyemburatkan cahaya iman, dimana mata yang bercahaya akan dapat melihat matahari dibalik kabut, dan akan dapat melihat mutiara didalam lumpur. Mata yang penuh cahaya adalah mata yang penuh dengan sinar kebaikan, mata yang terdapat energi penuh kasih sayang, bukan kebencian, dendam dan sakit hati. Mata yang penuh cahaya dapat meradiasikan kebaikan, dan ketika orang lain melihatnya akan menjadi senang dan bahagia. Mata yang bercahaya karena melihat sesuatu yang negatif dengan sikap positif.

Mata yang melihat orang lain dari sisi positif itu disebabkan oleh dorongan hati yang bersih, dan tersucikan dengan sifat ikhlas, sabar, tabah, santun, serta penuh kesederhanaan. Kenapa?, karena orang tersebut melihat orang lain dengan mata hatinya, maka yang ada di dalam matanya adalah kebaikan dan kebaikan. Orang yang seperti ini akan tetap tenang dan bisa tetap tersenyum walau dihina atau dicaci maki oleh orang lain, bahkan jika diberi racunpun dia jadikan tawar sehingga akan aman.

Pandangan yang paling tepat adalah pandangan dengan mata hati, karena ia mampu melihat yang tersirat di balik yang tersurat, dan mampu membedakan antara yang hakiki dengan ilusi. Seseorang akan memiliki kesadaran apabila terbuka mata hatinya, sehingga akan selalu ingat untuk bersyukur kepada Allah. “Sesungguhnya (mereka yang tidak memahaminya) bukanlah karena matanya yang buta tetapi yang buta itu ialah hati yang tersembunyi di dada.” (Q.S. Al-Haj : 46).


Wallahualam..

Jumat, 21 Maret 2014

YUK KENALAN SAMA ALLAH.....:)

Kata Utbah Al-Ghulam Rahimullah “Barangsiapa yang mengenal Allah niscaya dia akan mencintai-Nya, dan barangsiapa yang mencintai-Nya niscaya dia akan menaatinya.”  Manusia mungkin mengenal Allah hanya sebatas bahwa Allah itu adalah yang menciptakan dirinya, binatang, tumbuh-tumbuhan dan juga alam semesta ini, Allah juga menciptakan malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amal manusia, bertanya di dalam kubur, menurunkan hujan dan lain-lain”. Teman....kebesaran Allah tidak hanya sebatas itu, masih banyak lagi dan berlembar-lembar kertaspun tidak akan cukup menuliskan kebesaran Allah.

Ada pepatah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang”, tak sayang tak akan ada usaha untuk lebih dekat, tanda tak kenal Allah, terlihat dari  banyaknya melanggar perintah dan laranganNya. Maka dari itu yuk kita kenalan sama Allah agar kita bisa lebih mengenalNya kemudian bisa mencintaiNya,  Rasulullah saw. Bersabda “Akan merasakan manisnya keimanan, orang yang meridhai Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad saw, sebagai utusan Allah.”

Bagaimana kita mengenal Allah?, Seyogyanya ma'rifatullah (mengenal Allah) tidak dimaknai secara harfiah saja, namun mesti dimaknai  juga dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah. Dan jalan apa yang harus kita tempuh agar kita bisa mengenal Allah?.
  1. Mengenali Asma dan sifatnya Allah.  “Dan Allah memiliki nama-nama yang  baik.” (Qs. Al A’raf: 186). Jalan mengenal Allah  yang pertama  adalah dengan memahami Asma'ul husna. Yaitu Allah sebagai Rabb, sebagai penguasa dan sebagai Ilah. Allah sebagai pencipta (Al-Khaliq), pemberi rizki (Ar Rizq), dan seterusnya.
    Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah : “Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma’ al husna (nama-nama yang terbaik) QS. 17:110
    Asma’ al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya dalam berdoa. Firman Allah : “ Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma al husna itu…” QS. 7:180
  2. Memperhatikan tanda-tanda kekuasaanNya.
    Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)

    “....Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (ar-Ra'd: 4).

       
    “.....Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (an-Nahl: 11).

    Allah juga berfirman, ”Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.” (QS. Asy-Syura: 33).

    Alam semesta dan segala peristiwa yang terjadi di dalamnya sebenarnya sudah menunjukan keberadaan-Nya, namun berdasarkan ayat-ayat di atas, keberadaan Allah hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang mau memikirkannya.

Akal merupakan sarana untuk mengenal Allah, karena fungsi akal untuk berfikir dan merenung. Berfikir, memikirkan atau merenungi ciptaan Allah dan fenomenanya adalah hal yang harus dilakukan manusia untuk dapat lebih merasakan keberadaan Allah, agar manusia juga dapat lebih mengenalNya dan mencintai-Nya.  Dengan merenungi ayat-ayat Allah yang di dalamnya terdapat pengetahuan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah, kita akan mendapakan hakekat kebenaran yang tidak diragukan lagi.

"Sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kekuasaan) bagi orang-orang yang berpikir (Ulil Albab), yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaringnya. Dan senantiasa memikirkan penciptaan langit dan bumi, mereka berkata: 'Ya, Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka selamatkanlah kami dari siksa api neraka'."
(Qs. Ali Imran(3): 190-191)

Wallahu a’lam.


Senin, 08 Oktober 2012

Overdosis


Overdosis atau juga kelebihan dosis, adalah mengkonsumsi suatu obat atau bahan lainnya dalam jumlah yang lebih besar dari yang direkomendasikan pada umumnya.

Overdosis bukan hanya dalam hal obat-obatan, bisa juga overdosis makan dan minum, overdosis dalam beribadah, overdosis dalam beramal, overdosis dalam emosi, dan lain sebagainya. Overdosis yang disebutkan di atas itu bukan hanya akan mengakibatkan penyakit tapi bisa menyebabkan orang yang overdosis itu menjadi tercela.

Ayat-ayat di bawah ini akan menjelaskan mengenai overdosis. Dalam hal ini akan dijelaskan terlebih dahulu akan bahayanya makan dan minum berlebihan.

Overdosis atau bisa dikatakan sikap berlebihan itu adalah salah satu sifat tercela yang dilarang dalam syariat karena tidak disukai Allah. Seperti yang telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, mengenai berlebih-lebihan dalam makan dan minum :

وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)

Para ahli medis telah melakukan penelitian, dan mereka menemukan fakta bahwa makan berlebihan dapat menimbulkan beberapa macam penyakit, seperti :

  1. Obesitas

    Terkadang kita dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi berat badan normal.

    Keberadaan obesitas atau penumpukan lemak tubuh yang berlebih tidak bisa lagi dianggap sepele. Bahkan beberapa riset saat ini menunjukkan, risiko kematian akibat obesitas lebih berbahaya dan telah menggeser posisi dari rokok, yang selama ini menjadi penyebab utama kematian.

    Obesitas muncul akibat kebanyakan makan, khususnya makanan yang mengandung gula dan minyak. Khususnya lagi bagi orang-orang yang memiliki predisposisi (kecenderungan) genetik.  Obesitas pada hakikatnya adalah penyakit buruk yang membatasi ruang gerak dan kemampuan seseorang. Selain itu, ia juga mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit berbahaya, seperti : penyakit kronis pada otot jantung, nyeri akibat serangan jantung, penyakit gula (diabetes), tekanan darah berlebih, dan pengerasan (dinding) pembuluh nadi. Sekarang penyakit-penyakit ini marak terjadi di masyarakat yang cenderung berfoya-foya.
  2. Gigi Rapuh

    Kondisi yang amat memprihatinkan di kalangan batita adalah gigi gerigis. Orangtua mungkin mengira anaknya mempunyai gigi yang rapuh, tapi setelah ditanya mendetail ternyata memang gigi dan mulut anak tidak pernah diberi kesempatan beristirahat dari serangan makanan dan minuman manis. Anak mungkin biasa diberi cemilan manis, aneka biskuit atau jus kotakan, anak makan mengemut, dan biasa diberikan susu dari botol sepanjang hari dan malam.

    Gigi rapuh juga termasuk penyakit yang banyak tersebar di masyarakat lantaran terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula.
  3. Batu Ginjal

    Penyakit ini kebanyakan menimpa orang-orang yang banyak mengkonsumsi daging, susu, keju, dan berlebihan dalam mengkonsumsi Vitamin C dan D juga dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat. Kalsium oksalat adalah komponen yang paling umum dari batu ginjal.

  4. Pengerasan Dinding Pembuluh Nadi.

    Pengerasan dinding pembuluh nadi adalah penyakit berbahaya yang menjangkiti pengonsumsi makanan berminyak. Hal ini disebabkan, mereka mengalami penambahan minyak dalam darah.
  5. Pirai (Gout). Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang  dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).

    Penyakit pada persendian yang datang secara tiba-tiba dan sangat nyeri, khususnya pada persendian kaki dan ibu jari. Penyakit ini banyak menimpa orang-orang yang banyak mengonsumsi daging.
Berkata Ibnu Katsir : “Jangan berlebih-lebihan dalam makanan karena ada padanya mudharat terhadap akal dan badan”.

Dari al Miqdam bin Ma`diy Karib radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :

   مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ مَا وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“Tidak ada yang lebih jelek dari satu bejana yang diisi penuh oleh anak cucu Adam selain dari perut, cukuplah bagi anak cucu Adam makanan yang akan menegakkan sulbinya, kalau seandainya mau tidak mau memang harus diisi, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”.

Segala sesuatu yang berlebihan pasti akan berakibat fatal, oleh karena itu nasihat Rasulullah SAW di atas patut kita jadikan renungan dan tuntunan. Wallahu’alam bishshowab.

Kamis, 19 Juli 2012

Peran Ibu

Sebelum azan berkumandang, seorang ibu sudah bangun untuk memasak dan menyiapkan kebutuhan keluarga, juga membangunkan anggota keluarga untuk sholat subuh berjamaah. Kegiatan pagi yang padat merayap seperti memasak untuk sarapan, menyiapkan pakaian anak-anak dan suami, mencuci, merapihkan rumah, belanja ke  pasar  merupakan rutinitas seorang ibu demi membahagiakan orang-orang yang dikasihinya.

Begitu dibutuhkannya ibu dalam sebuah keluarga sehingga  tidak dapat dipungkiri bahwa tegak runtuh tiang rumah tangga ada dipundak seorang ibu, karena dengan segala keistimewaannya seorang ibu sangat berperan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya, beliau juga yang senantiasa memperhatikan kebutuhan anggota keluarga dari mulai makannya, pakaiannya, pendidikannya sampai kegiatan yang dilakukan anaknya. Ibu senantiasa menjaga kebahagiaan dan keutuhan  keluarga, sampai merawat  anggota keluarga yang sakit, sebagai tempat untuk berkeluh kesah, dan lain-lain. Ada pepatah mengatakan “seorang ibu dapat mengurus sepuluh orang anak, tapi sepuluh orang anak tidak bisa mengurus seorang ibu”, dan hebatnya lagi beliau tidak pernah mengeluh atau mengeluarkan kata-kata cape.

Dilihat dari aktifitasnya ibu merupakan sosok wanita cerdas yang bisa memerankan banyak profesi, dia bisa menjadi perawat, guru, konselor, akuntan, sekretaris, baby sitter, chef,  bahkan menjadi polisi, yang menyelidiki aktifitas anak-anaknya di luar rumah. Masih banyak lagi  yang dapat dilakukan seorang ibu buat anak-anaknya, tidak cukup satu lembar kertas untuk menuliskan seorang ibu yang  Penuh cinta dan kedamaian.

Sedih rasanya bicara tentang ibu, karena ibuku sudah dipanggil oleh kekasih yang dicintainya “Allah Azza wa Jalla…”. Nah kalau sobat-sobat masih punya ibu…sayangi, dan jaga perasaannya, jangan sampai membuat beliau sakit hati…

hadist yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shohihnya dan yang lainnya dari Abu Hurairah -rodhiyallahu 'anhu- berkata :
"Seseorang bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbakti kepadanya? beliau menjawab : ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ayah kamu."

Dari hadits diatas sobat2 bisa simpulkan  betapa mulianya kedudukan seorang ibu…….dan untuk mendapatkan kedudukan yang mulia itu tidak perlu menjadi seorang sarjana terlebih dahulu, cukup menjadi seorang wanita yang sholehah, mempunyai iman yang kuat dan bertakwa kepada Allah.

Allah juga memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua dan khususnya kepada ibu. Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 14 :
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَ‌ٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍۢ وَفِصَـٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَ‌ٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Lukman/31:14)


Kasih anak sepanjang jalan , kasih ibu sepanjang hayat. sebagai seorang anak masih banyak yang belum dapat dilakukan untuk ibu, karena apapun yang kita buat belum apa-apa dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang telah diberikan kepada anak-anaknya.
Nah sobat semua….coba kita renungkan apa sih yang sudah kita lakukan untuk membahagiakan ibu?? Kalau belum…mulai deh dari sekarang untuk membuat ibu kita tersenyum oke……

Selasa, 10 Juli 2012

Apa Artinya Cinta


Cinta….cinta…cinta  kata indah yang menguntai rasa,  wujud perasaan manusia yang dalam, anugrah Allah  yang bisa membuat seseorang bahagia tapi juga bisa buat orang sedih bahkan rela  mati demi sebuah cinta. Seperti sebuah lagu “jatuh cinta berjuta rasanya…” bahkan sampai ada yang berkata dunia serasa milik berdua.
Dengan cinta hidup ini menjadi lebih indah dan penuh warna. Cinta dapat mendorong seseorang melakukan apa saja, dan karena cinta seseorang bisa menerima dengan ikhlas kekurangan orang yang dicintainya. Juga, dengan alasan cinta bisa menghasilkan cemburu buta yang mengakibatkan terengutnya nyawa, dahsyatnya….
Hati yang penuh cinta dapat dirasakan dari kata-katanya yang romantis, dapat terlihat dari perbuatannya yang penuh perhatian, dari bahasa tubuhnya yang  terjaga agar senantiasa menyenangkan. Cintapun bisa membuat orang menjadi kuat…… kuat berjalan jauh, kuat menderita, kuat menahan rasa sakit yang teramat sangat, dan ada juga yang kuat serta berani naik menara yang tinggi sebagai pembuktian dari rasa cintanya.
Tidak ada orang yang bisa menahan ketika  cinta itu datang, tidak ada seorangpun yang bisa mencegah  rasa cinta orang yang sedang jatuh cinta, dan tidak ada yang bisa menghambat aliran cinta yang meresap di relung hati,  ck ck ck luar biasa ya si cinta itu.  Setelah tersadar dari kondisi mabuknya maka lenyaplah taman bebunga yang indah itu. Paras cantik akan mengendur, tubuh gagah tegap akan membungkuk, harta dapat menghilang dengan mudahnya, dan kuasa lenyap begitu saja. Bahkan cinta akan menjadi terasa hambar jika sudah mulai dihantui dengan kebosanan. Mencintai bisa bosan? Iya, itulah cinta manusia, bisa sangat membosankan bahkan menjengkelkan. Cinta yang sudah korosif itupun bahkan mampu membuat buah-buah cinta yang telah terlahir menjadi seperti beban-beban yang selalu inginnya dihindari. Dan, mungkin dapat terjadi perpisahan yang amat pedih, yang menghiris hati dengan perih. Cintanya manusia ya seperti itulah...
Cinta tidak seburuk itu bila cinta yang kita rasakan itu semata-mata karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang, sang pemilik jiwa  dan raga manusia, yang sudah memberikan kita rasa cinta, Padahal tuh.. kalau kita cinta karena  Allah, yang untung itu kita manusia… hidup kita akan tenang, akan bahagia, dan itulah keindahan cinta yang hakiki,  cinta sejati.